Gunung Buthak, Gunung Perawan Yang Menyimpan Sejuta Rahasia

Gunung Buthak, Gunung Perawan Dengan Berjuta Rahasia Mistis




Gunung Bhutak, ya memang agak asing di telinga kita gunung dengan ketinggian 2868 mdpl ini mempunyai banyak mitos yang sangat mencekam dan bisa membuat kita menjadi penasaran.

Diawali dari perang dunia ke 2 saat Belanda dan Jepang masuk ke Indonesia, dulu waktu perang dunia ke 2 di Indonesia Gunung Buthak adalah gunung yang dijadikan oleh penjajah sebagai tempat pelarian dan peraembunyian, banyak cerita dulu disana adalah tempat pelarian dan persembunyian saat terjadi perang yang memaksimalkan fungsi gunung buthak adalah Jepang. Para tentara Jepang menjadikan sebana yang ada di tengah gunung itu menjadi kandang kuda mereka di kembang biakkan disana namun setelah jepang kalah dan meninggalkan indonesia tidak ada yang tau dimana ratusan kuda itu berada.

Konon katanya banyak para pendaki yang mendengar suara derap sepatu kuda serta suara kuda tersebut dan kadang juga disertai oleh suara orang jepang dan belanda.

Kemistisan gunung buthak tak jauh dari sosok siluman anjing dan kera hitam yang sering dikaitkan sebagai penunggu gunung buthak.

Memang hal tersebut pernah saya rasakan sendiri ketika saya melakukan pendakian di gunung buthak, banyak hal yang saya alami mulai dari bau khasnya mereka (jagung bakar, kemenyan, dan  kembang), suara aneh (orang tertawa), serta firasat buruk di dalam mimpi.
Namun memang benar hal yang saya alami tersebut sudah biasa terjadi di gunung buthak namun hal tersebut bagi saya sedikit tabu, karena saya merasakan hal tersebut saat naik dan turun lokasinya pun sama seperti dejavu hanya saja berbeda keadaan, dan saat itu memang pada malam jum.at hari sakral bagi mereka, namun hal yang paling mencengangkan adalah disaat firasat yang tadi menghantui ternyata benar terjadi.
Terjadi badai besar dan semua pohon yang saya lewati saat naik tadinya berdiri kokoh namun saat saya kembali turun ternyata semua ambruk dan alhamdulillah tidak ada korban dari rombongan saya atau pendaki lain.

Dan ketika saya turun hampir sampai menuju basecamp saya beserta rombongan terhambat oleh kabut tebal dan jarak pandang hanya +- 2 meter oleh lampu senter dan alhamdulillah kami semua sampai basecamp dengan selamat dan 2 jam setelah kami sampai basecamp turunlah hujan lebat disertai petir. Badai datang dengan ganasnya mengeluarkan suara gemuruh yang mungkin dapat membuat kita merinding jika kita membayangkan apabila kita masih ada di atas sana.

Kami semua beristirahat di basecamp dan melanjutkan perjalanan jum.at pagi

Namun semua itu memang hal yang lazim jika kita sudah berbicara tentang gunung, "mereka yang tak terlihat" pasti banyak yang sering menggoda atau bahkan numpang lewat saja, dan karena hal itu kita diperingatkan untuk selalu menjaga sikap dan etika kita dimanapun dan kapan pun karena kita di dunia tidak sendirian, ada "mereka yang tak terlihat" yang selalu mendampingi kita dimanapun ,kapanpun dan apapun wujudnya

Sekian singkat cerita dari pengalaman saya ingin lebih dekat dengan saya?
Kunjungi ig @fernanda_gigih


Mari berkelana cintai alam indonesia, lestarikan dan banggakan agar dunia dapat mengenal bagaimana keindahan Indonesia

Komentar